Selasa, 23 Juli 2013

perancangan media pembelajran interaktif



BAB II
LANDASAN TEORI
A.  Media Pembelajaran
1.    Pengertian media pembelajaran
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab , media adalah perantara (wasaaila) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan[1]. Gerlach & Ely mengatakan bahwa media adalah manusia, materi , atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap[2].  Berdasarkan pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai alat-alat grafis, photogrhafis, atau elektronis untuk menangkap, memproses atau menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Banyak para ahli memberikan pendapat tentang media, yaitu Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefenisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi[3]. Sedangkan menurut Education Association (NEA) mendefenisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruktional.
Gegne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponendalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu menurut Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan sert a merangsang siswa untuk belajar. Buku, filem,kaset, filem bingkai adalah contoh-contohnya[4].
Henich dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi,televisi, film, radio, foto[5].
Dari pendapat para ahli diatas maka penulis menyimpulkan bahwa media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh siswa untuk memperoleh  ilmu pengetahuan darinya.
2.    Fungsi Dan Manfaat Media Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar, ada dua unsur yang amat penting yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Pemilihan metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis  media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada aspek penting yang harus diperhatikan dalam memilih media, seperti tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan dari siswa.
Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit serta mudah dipahami. Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan restensi anak terhadap materi pelajaran[6].
Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik (1986) mengemukkan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapt membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan untuk belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa[7].
Selain membangkitkan motivsi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengn menarik dan terpecaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Media pembelajaran menurut Kemp & Dayton, dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yag besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi[8].
Para ahli media telah merumuskan ciri-ciri penggunaan media dalam pendidikan, sehingga terhimpun suatu konsepsi teknologi pendidikan yang mempunyai ciri-ciri:
1)      Berorientasi pada sasaran atau siswa,
2)      Menetapkan konsep pendekatan sistem,
3)      Memanfaatkan sumber media yang bervariasi.
Seiring dengan mantapnya konsep tersebut, fungsi media tidak hanya sebagai alat peraga/alat bantu, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pengajaran terhadap siswa.
Kemudian dengan masuknya pengaruh teknologi audio dan video dalam sistem pendidikan, lahirlah alat audio visual terutama menekankan penggunaan pengalaman langsung/konkrit untuk menghindari verbalisme.
Pada saat ini media pengajaran mempunyai fungsi:
1.      Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu memudahkan mengajar bagi guru.
2.      Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi konkrit).
3.      Menrik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak membosankan).
4.      Semua indra murid dapat diaktifkan. Kelemahan satu indra dapat diimbangi oleh kekuatan indra lainnya.
5.      Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
6.      Dapat membankitkan dunia teori dengan realitanya.
Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Menurut Kemp & Dayton mereka mengemukakan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran dikelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut[9]:
1.      Penyampaian pembelajaran lebih baku. Setiap siswa yang melihat atau mendengar penyajian melaui media menerima pesan yang sama, meskipun guru menafsirkan isi pelajaran yang berbeda-beda. Dengan media tersebut ragam dari tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan pada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.
2.      Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa selalu terjaga dan memperhatikan.
3.      Pembelajaran lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip –prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan.
4.      Dapat mempersingkat waktu pembelajaran, karena media hanya memerlukan waktu yang singkat untuk menyampaikan isi pelajaran dalam jumlah yang banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5.      Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.
6.      Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang penggunaan secara individu.
7.      Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
8.      Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif; beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkanndihilanngkan sehingga dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa.
Sudjana & Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa adalah[10]:
1.      Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswasehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
2.      Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa.dan memungkinnya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
3.      Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan guru, sehingga siswa bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4.      Siswa bisa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
Encyclopedia of Educational Research dalam Hamalik merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:
1.      Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
2.      Memperbesar perhatian siswa.
3.      Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembamgan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4.      Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.
5.      Menumbuhkan pemikiran yang teratur dn kontinyu terutama melalui gambar hidup.
6.      Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
7.      Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Dari pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dri penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah:
1.      Dapat memperjelas penyajiaan pesan dn informasi sehingga dapat memperlacar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2.      Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, dan memungkinkan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan minatnya.
3.      Media dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu.
4.      Dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta memungkinkan teradinya interaksi langsung dengan guru,masyarakat, dan lingkunganya misalnya mealui karyawisata,kunjungan-kunjungan kemuseumatau kebun binatang.
Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran dalam proses PBM adalah[11]:
1.      Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.      Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar.
3.      Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa untuk belajar.
4.      Media pengajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu siswa.
5.      Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran siswa.
3.    Klasifikasi media pembelajaran
Rudi Bretz (1977) mengklasifikasikan media pada tiga unsur pokok yaitu suara, visual, dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis (linergraphic), dan simbol[12]. Di samping itu ia juga membedakan media siar (transmisi) dan media rekam (recording), sehingga terdapat 8 klasifikasi media:
1.      Media audio visual gerak;
2.      Media audio visual diam;
3.      Media audio semi gerak;
4.      Media visual gerak;
5.      Media visual diam;
6.      Media visual semi gerak;
7.      Media audio, dan
8.      Media cetak
Menurut Oemar Hamalik (1985:3) ada 4 klasifikasi media pengajaran, yaitu[13]:
1.      Alat-alat visual yang dapat diliht,misalnya papan tulis, poster, peta, globe,gambar-gambar,grafik,filmstrip,transpransi,micro projection, dan buletin board.
2.      Alat-alat yang bersifat auditif atau yang hanya dapat didengar, misalnya: Phonograph record, transkripsi elektris, radio, rekaman pada tape recorder.
3.      Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar, misalnya: film dan televisi, benda-benda tiga dimensi yang biasa dipertunjukkan.
4.      Dramtisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka, dn sebagainya.
Disamping itu pra ahli media lainnya juga membagi jenis-jenis media pengajaran itu kepada:
1.      Medi asli dan tiruan;
2.      Media bentuk papan;
3.      Media bagan dan grafis;
4.      Media proyeksi;
5.      Media dengar;
6.      Media cetak atau printed materials;

B.  MULTIMEDIA
1.      Defenisi Multimedia
Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin, nouns) yang berarti “banyak, bermacam-macam” dan medium (Bahasa Latin) yang berarti “sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu”[14].
Multimedia  adalah kombinasi dari komputer dan video atau Multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen, yaitu suara, gambar, dan teks (McCormik, 1996) atau  Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, media ini dapat audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik, dan gambar (Turban dkk,2002) atau Multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi  yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan gambar video[15]
Menurut Vaughan (2004), multimedia adalah kombinasi teks, seni, suara, gambar, animasi, dan video yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan  dapat disampaikan dan/atau dikontrol secara interaktif[16].  Ada tiga jenis multimedia yaitu:
1.    Multimedia interaktif
Pengguna dapat mengontrol  apa dan kapan elemen-elemen multimedia akan dikirimkan atau ditampilkan.
2.    Multimedia hiperaktif
Multimedia jenis ini mempunyai suatu struktur dari elemen-elemen  terkait dengan pengguna yang dapat mengarahkannya. Dapat dikatakan bahwa multimedia jenis ini mempunyai banyak tautan (link) yng menghubungkan elemen-elemen multimedia yang ada.
3.    Multimedia linear
Pengguna hanya menjadi penonton yang menikmati produk multimedia yang disajikan dari awal hingga akhir.
Dari defenisi diatas , sistem multimedia dapat digambarkan seperti pada gambar berikut:


MULTIMEDIA









   













* 





  •    Teks
Teks merupakan dasar dari pengolahan kata dan informasi yang berbasis multimedia. Teks adalah jenis data yang paling sederhana dan membutuhkan media penyimpanan yang kecil. Teks merupakan cara yang efektif untuk meyampaikan informasi kepada pengguna, sehingga penyampaian informasi akan mudah dimengerti oleh masyarakat.
      Grafik
Secara umum grafik berarti gambar atau garis (line drawing). Grafik sangat bermanfaat untuk mengilustrasikan informasi yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Grafik merupakan komponen penting dalam multimedia.
*      Animasi
Animasi adalah simulasi gerakan yang dihasilkan dengan menayangkan rentetan frame kelayar. Frame adalah satu gambar tunggal pada rentetan gambar yang membentuk animasi. Animasi juga berarti gerakan gambar atau video, contohnya gerakan orang yang melakukan suatu kegiatan.

*      Interaktif Link
Sebagian dari multimedia aalah interaktif, dimana pengguna dapat menekan mouse atau objek pada screen seperti button atau teks dan menyebabkan program melakukan perintah tertentu.
*      Audio
Multimedia tidak lengkap jika tanpa audio (suara). Audio bisa berupa percakapan, musik atau efek suara. Dengan suara akan memperjelas teks dan video yang ditampilkan.
*      Video
Video menyediakan sumber yang kaya dan hidup untuk aplikasi multimedia. Dengan video dpat menerangkan hal-hal yang sulit digambarkan lewat kata-kata atau gambar diam dan dapat menggambarkan emosi dan psikologi manusia secara lebih jelas.
Dari pendapat para ahli mengenai pengertian multimedia maka penulis menyimpulkan bahwa multimedia adalah penggunaan komputer yang mampu menggabungkan antara suara, teks, gambar dan animasi yang berjalan secara bersamaan yang dapat menghasilkan presentasi yang menarik.
2.      Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI)
Pengertian interaktif terkait dengan komunikasi 2 arah atau lebih dari komponen-komponen komunikasi. Komponen komunikasi dalam multimedia interaktif (berbasis komputer) adalah hubungan antara manusia (sebagai user/pengguna produk) dan komputer (software/aplikasi/produk dalam format file tertentu, biasanya dalam bentuk CD). Dengan demikian produk/CD/aplikasi yang diharapkan memiliki hubungan 2 arah/timbal balik antara software/aplikasi dengan usernya (Harto)[17]. Interaktifitas dalam multimedia oleh Zeemry diberikan batasan sebagai berikut: (1) pengguna (user) dilibatkan untuk berinteraksi dengan program aplikasi; (2) aplikasi informasi interaktif bertujuan agar pengguna bisa mendapatkan hanya informasi yang diinginkan saja tanpa harus “melahap” semuanya.
Berdasarkan 2 pengertian tersebut (multimedia dan interaktif) maka dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif adalah suatu tampilan multimedia yang dirancang oleh desainer agar tampilannya memenuhi fungsi menginformasikan pesan dan memiliki interaktifitas kepada penggunanya (user).
Peristilahan MPI di Indonesia baru muncul ke permukaan sekitar tahun 2005-an setelah diadakan lomba pembuatan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk SMA dan sederajat oleh Dikmenum, walaupun kegiatan merancang MPI telah dilakukan tahun-tahun sebelumnya oleh PH atau institusi tertentu. Sebenarnya pembuatan bahan ajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah dirintis oleh Direktorat Pembinaan SMA sejak tahun 1990, dimulai dengan pelatihan guru-guru MIPA (matematika dan ilmu pengetahuan alam) dalam pembuatan multimedia pembelajaran. Kegiatan tersebut berlanjut dan berkembang hingga sekarang dengan bentuk dan nama kegiatan yang berbeda. Selama kurun waktu tersebut telah dihasilkan banyak multimedia pembelajaran (bahan ajar berbasis TIK) (Wahono)[18].
3.      Penggunaan Multimedia
Multimedia dapat digunakan dalam banyak bidang. Multimedia dapat menjadi alat bantu yang menyenangkan, karena kekyaan elemen-elemen dan kemudahannya digunakan dalam banyak konten yang bervariasi. Beberapa bidang yang menggunakan multimedia adalah sebagai berikut:

a.    Bisnis
Aplikasi multimedia unutk bisnis meliputi presentasi, pemasaran, periklnan, demo produk, katalog, komonikasi di jaringan, dan pelatihan. Penggunaan multimedia akan membuat kelancaran dan kemudahan transaksi bisnis.
b.    Sekolah
Multimedia sebenarnya sangat dibutuhkan di sekolahkarena multimedia membuat pembeljaran menjadi lebih lengkap dan lebih menarik. Multimedia dapat menjadi alat pengajaran elektronik yang dapat membntu pengajar.
c.    Rumah
Multimedia dapat dimanfaatkan sebagai media hiburan dan teman dirumah, misalnya game.
d.   Tempat umum
Saat ini sudah banyak tempat-tempat umum memasang “kiosk”, yaitu produk multimedia yang berfungsi sebagai pemberi informasi, misalnya informasi mengenai tempat yang sedang dikunjungi, kuliner, dan sebagainya.
C.    Perilaku Abnormal
1.      Pengertian  Perilaku Abnormal
Perilaku abnormal (abnormal behavior) menurut para ahli seringkali disebut dengan gangguan perilaku (behavior disorder), atau ada juga yang menyebutnya dengan mental ilness (Morgan dkk,1984). Menurut Ulmann tingkah laku abnormal adalah sejenis tingkah laku yang menyimpang (Deviance) yang memerlukan perhatian profesiaonal dari psikiater, psikolog, atau tenaga profesional lain dari bidang kesehatan jiwa[19].
Untuk mendefinisikan abnormalitas tersebut, Atkinson dkk. (1992) mencoba membandingkannya antara perilaku abnormal dengan perilaku normal. Oleh karena itu cara mendefinisikannya dapat dilakukan dengan beberapa cara. Beberapa cara untuk mendefinisikan perilaku abnormal antara lain adalah[20] :
1.      Penyimpangan Dari Norma Statistik
Kata abnormal dapat berarti “diluar normal”. Defenisi abnormalitas didasarkan kepada penyimpangan kurva normal dalam statistik. Pendefenisian ini berangkali menjadi lemah, karena bagi orang yang cerdas atau sangat gembira akan dapat digolongkan sebagai abnormal.
2.      Penyimpangan Dari Norma Sosial
Setiap masyarakat memiliki patokan tertentu: untuk perilaku yang dapat diterima ataupun perilaku yang menyimpang (abnormal). Perilaku yang dianggap abnormal oleh masyarakat lain. Misalnya perilaku poliandri.
3.      Perilaku Maladaptif
Perilaku abnormal berdasarkan hal-hal yang menyimpang, baik secara statistik maupun norma sosial. Kriteria terpenting adalah bagaiman perilaku tersebut berpengaruh pada pribadi seseorang atau kelompok. Oleh karena itu, perilaku abnormal kemudian disebut perilaku maladaptif (tidak dapat menyesuaikan diri dengn keadaan) yang memiliki dampak yang merugikan dan membahayakan orang lain atau masyarakat.
4.      Kesusahan Pribadi
Kriteria keempat untuk menilai abnormalitas adalah dari sudut pandang subjektif seseorang dan bukannyaperilaku  orang tersebut. Umumnya orang yang di diagnosis menderita “sakit jiwa” mengalami penderitaan batin yang kuat, selalu khawatir, batinnya menderita, gelisah, tidak dapattidur, nafsu makan hilang, mengalami berbagai macam rasa sakit dan nyeri. Terkadang penderitaan batin merupakan gejala abnormalitas, dimana perilku penderita tampak normal-normal saja bagi orang awam.
5.      Neurosis dn Psikosis
Neurosis atau gangguan jiwa adalah gejala umum yang dialami oleh manusia pada taraf tertentu, ditandai dengan sterss, kecemasan, kesedihan atau gangguanmaladaptif lain yang pada tingkat tertentuperlu dirumah sakitkan. Psikotis meliputi gangguan yang lebih serius. Prilaku dan poses berfikir individu sudah mengalami gangguan sedemikian rupa, sehingga sudah tidak ada lagikontak dengan realitas. Individu juga tidak dapat berfungsi dimasyarakat. Oleh karena itu penderita harus dirumah sakitkan.
Dari pengertian abnormal menurut para ahli diatas maka penulis menyimpulkan bahwa yang dikatakan abnormal adalah perilaku atau sikap seorang individu berbeda dengan orang normal lainnya, menyimpang dari norma sosial (masyarakat) yang berlaku, termasuk perbedaan fisik, dan pola pikirnya.
2.      Klasifikasi Gangguan
a.       Ganggun perkembangan  pervasif
Ditandai dengan masalah awal pada tiga area perkembangan utama: perilaku, interksi sosial, dan komonikasi.
Gangguan ini terdiri dari:
1.      Autisme
Adalah kecendrungan untuk memandang diri sendiri sebagai pusat dari dunia, percay bahw kejadian-kejadian eksternal mengacu pada diri sendiri. Dicirikan dengan gangguan yang nyata dalam interaksi sosial dan komonikasi, serta aktivitas dan minat yang terbatas (Johnson,1997). Gejala-gejalanya meliputi kurangny respon terhadap orang lain, menarik diri dari hubungan sosial, dan respon yang aneh terhadap lingkungan seperti mengepakkan tangan, bergoyang-goyang, dan  memukul-mukulkan kepala.
2.      Retardasi Mental
Gangguan seperti ini muncul sebelum usia 18 tahun dan dicirikan dengan keterbatasan fungsi intelektual secara signifikan berada dibawah rata-rata (misal IQ dibawah 70).
3.      Gangguan perkembangan spesifik
Dicirikan dengan keterlambatan perkembangan yang mengarah pada kerusakan fungsional pada bidang-bidang dan mempengaruhi tahap perkembangan selanjutnya, seperti:
a.       Gangguan belajar, ditandai dengan:
·         Gangguan menulis
Keterbatasan kemampuan menulis sehingga muncul dalam bentuk kesalahan mengeja dan kesulitan membentuk kalimat. Gangguan ini muncul pada usia 7 tahun.
·         Gangguan membaca
Keterbatsan kemmpuan dalam mengenali dan memahami rangkaian kata-kata. Biasanya ganggun ini tmpak pada usia 7 tahun.
·         Gangguan matematika
Keterbatan kemampuan anak dalam memmahami istilah matematika.
b.      Gangguan komonikasi, ditandai dengan:
·         Gangguan bahasa ekspresif
Keterbatsan menggunakan bahasa verbal
·         Gangguan bahasa campuran reseptif atau ekspesif
Keterbtsan anak dalam memahami maupun memproduksi bahsa verbal
·         Gangguan fonologis
Kesulitan dalam artikulasi suara tanpa adanya kerusakan pada mekanisme berbicara
·         Gagap
Gangguan pada kemampuan berbicara lancerdengan waktu yang tepat
3.      Gangguan Pendengaran ( Tunarungu )
Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indra pendengarannya.
Mufti Salim menyimpulkan bahwa anak yunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya[21].
Dariuraian diatas dapat disimpulkan bahwa tunarungu adalah mereka yang kehilangan pendengaran baik sebagian maupun seluruhnya yang menyebabkan pendengarannya tidak memiliki nilai fungsionaldidalam kehidupan sehari- hari.
Jenis dan klasifiksi tunarungu
Easterbrooks (1997) mengemukakan bahwa terdapat tiga jenis utama ketunarunguan menurut lokasi ganguannya[22]:
·      Conductive loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat gangguan pada bagian luar atau tengah telinga yang menghambat dihantarkannya gelombang bunyi ke bagian dalam telinga.
·      Sensorineural loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat kerusakan pada bagian dalam telinga atau syaraf auditer yang mengakibatkan terhambatnya pengiriman pesan bunyi ke otak. (Ketunarunguan Andi tampaknya termasuk ke dalam kategori ini.
·      Central auditory processing disorder, yaitu gangguan pada sistem syaraf pusat proses auditer yang mengakibatkan individu mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya meskipun tidak ada gangguan yang spesifik pada telinganya itu sendiri. Anak yang mengalami gangguan pusat pemerosesan auditer ini mungkin memiliki pendengaran yang normal bila diukur dengan audiometer, tetapi mereka sering mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya.
Berdasarkan tingkat keberfungsian telinga dalam mendengar bunyi, Ashman dan Elkins (1994) mengklasifikasikan ketunarunguan ke dalam empat kategori, yaitu:
·         Ketunarunguan ringan (mild hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 20-40 dB (desibel). Mereka sering tidak menyadari bahwa sedang diajak bicara, mengalami sedikit kesulitan dalam percakapan.
·         Ketunarunguan sedang (moderate hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 40-65 dB. Mereka mengalami kesulitan dalam percakapan tanpa memperhatikan wajah pembicara, sulit mendengar dari kejauhan atau dalam suasana gaduh, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar (hearing aid).
·         Ketunarunguan berat (severe hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas 65-95 dB. Mereka sedikit memahami percakapan pembicara bila memperhatikan wajah pembicara dengan suara keras, tetapi percakapan normal praktis tidak mungkin dilakukannya, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar.
·         Ketunarunguan berat sekali (profound hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas 95 dB atau lebih keras. Mendengar percakapan normal tidak mungkin baginya, sehingga dia sangat tergantung pada komunikasi visual. Sejauh tertentu, ada yang dapat terbantu dengan alat bantu dengar tertentu dengan kekuatan yang sangat tinggi (superpower).
D.    Adobe Flash Professional CS6
1.      Pengertian Adobe Flash
Flash atau macromedia flash pertama kali dikenalkan pada tahun 1996, kemudian diganti menjadi adobe flash dikarenakan macromedia  flash atau macromedia yang merupakan produsen pembuat  flash pofesional kini telah merjer dengan adobe  corp . Perubahan terjadi pada  macromedia flash series 9 menjadi adobe flash CS3 pada 16 april 2007. Versi terakhir yang diluncurkan di pasaran dengan menggunakan nama ‘Macromedia’ adalah adalah Macromedia Flash 8. Pada tanggal 3 Desember 2005
Adobe Flash adalah salah satu perangkat lunak komputer yang merupakan produk unggulan Adobe Systems digunakan untuk membuat gambar vektor maupun animasi gambar tersebut[23]. Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak ini mempunyai file extension .swf dan dapat diputar di penjelajah web yang telah dipasangi Adobe Flash Player. Flash menggunakan bahasa pemrograman bernama ActionScript yang muncul pertama kalinya pada Flash 5.
Flash didesain dengan kemampuan untuk membuat animasi 2 dimensi yang handal dan ringan sehingga flash banyak digunakan untuk membangun dan memberikan efek animasi pada website, CD Interaktif dan yang lainnya. Selain itu aplikasi ini juga dapat digunakan untuk membuat animasi logo, movie, game, pembuatan navigasi pada situs web, tombol animasi, banner, menu interaktif, interaktif form isian, e-card, screen saver dan pembuatan aplikasi-aplikasi web lainnya. Dalam Flash, terdapat teknik-teknik membuat animasi, fasilitas action script, filter, custom easing dan dapat memasukkan video lengkap dengan fasilitas playback FLV. Keunggulan yang dimiliki oleh Flash ini adalah ia mampu diberikan sedikit code pemograman baik yang berjalan sendiri untuk mengatur animasi yang ada didalamnya atau digunakan untuk berkomunikasi dengan program lain seperti HTML, PHP, dan Database dengan pendekatan XML, dapat dikolaborasikan dengan web, karena mempunyai keunggulan antara lain kecil dalam ukuran file outputnya.


2.      Perkembangan Macromedia Atau Adobe Flash
Versi macromedia atau adobe flash[24]:
·      FutureSplash Animator (10 April 1996)
·      Flash 1 (Desember 1996)
·      Flash 2 (Juni 1997)
·      Flash 3 (31 Mei 1998)
·      Flash 4 (15 Juni 1999)
·      Flash 5 (24 Agustus 2000) – ActionScript 1.0
·      Flash MX (versi 6) (15 Maret 2002)
·      Flash MX 2004 (versi 7) (9 September 2003) – ActionScript 2.0
·      Flash MX Professional 2004 (versi 7) (9 September 2003)
·      Flash Basic 8 (13 September 2005)
·      Flash Professional 8 (13 September 2005)
·      Flash CS3 Professional (sebagai versi 9,16 April 2007) – ActionScript 3.0
·      Flash CS4 Professional (sebagai versi 10, 15 Oktober 2008)
·      Adobe Flash CS5 Professional (as version 11, to be released in spring of 2010, codenamed “Viper)
·      Dan yang terbaru adalah Adobe Flash Professional CS6
3.      Adobe Flash Professional CS6
Adobe Flash Creative Suite 6 (CS6) merupakan sebuah software yang didesain khusus oleh Adobe dan program aplikasi standar authoring tool professional yang digunakan untuk membuat animasi dan bitmap yang sangat menarik untuk keperluan pembangunan situs web yang interaktif dan dinamis [25]. Adobe Flash CS6 menyediakan berbagai macam fitur yang akan sangat membantu para animator untuk membuat animasi menjadi semakin mudah dan menarik. Adobe Flash CS6 telah mampu membuat dan mengolah teks maupun objek dengan efek tiga dimensi, sehingga hasilnya tampak lebih menarik.
a.       Komponen adobe flash profesional CS6[26] :
·         Create from template :
Berguna untuk membuka lembar kerja dengan template yang tersedia dalam progrm adobe flash CS6
·         Qpen a recent item :
Berguna untuk membuka kembali file yang pernah disimpan atau dibuka sebelumnya
·         Create new :
Berguna untuk membuka lemabra kerja baru dengan beberapa pilihan script yang tersedia
·         Learn :
Berguna untuk membuka jendela Help yang berguna untuk mempelajari suatu  perintah
b.      Lembaran kerja Adobe Flash Profesional CS6
·         Toolbox
                                 Toolboox adalah sebuah panel yang menampung tombol-tombol yang berguna untuk membuat suatu desain animasi mulai dari tombol seleksi, pen, pensil, text 3D rotation, dll.
                                                   
·         Timeline
Timeline berguna untuk menentukan durasi animasi, jumlah layer, frame, menempatkan script dan beberapa keperluan animasi lainnya. Semua bentuk animasi yang di buat akan diatur dan ditempatkan pada layer dalam timeline
·         Stage
Stage adalah lembar kerja yang digunakan untuk membuat atau mendesain objek yang akan dianimasikan. Objek yang dibuat dalam lembar kerja dapat berupa objek Vektor, Movie clip, Text, Button, dan lain-lain.
·         Panel Properties
Panel properties berguna untuk menampilkan parameter dari sebuah tombol yang terpilih sehingga dapat dimodifikasi dan dimaksimalkan fungsi dari tombol tersebut. Panel properties menampilkan parameter sesuai dengan tombol yang terpilih

·         Efek Filters
Efek filters adalah bagian dari panel properties yang menampilkan berbagai jenis efek filter yang dapat digunakan untuk mempercantik tampilan objek. Filter hanya dapat diaplikasikan pada obejk Text, Movie clip dan Button
·         Motion Editor
Motion editor berguna untuk melakukan kontrol animasi yang telah dibuat, seperti mengatur motion, transformasi, pewarnaan, filter dan parameter animasi lainnya.
·         Motion Presets
Panel motion presets menyimpan format animasi yang telah jadi dan siap digunakan sewaktu-waktu jika diperlukan. Ada berbagai pilihan animasi dalam panel motion presets, seperti sprila-3D, smoke, fly-out-top, dan lain-lain






 REFERENSI


[1]Arsyad, Azhar,Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers,2011), hal 3
[2]Arsyad, Azhar , . . . , hal 3
[3]Asnawir,dkk,Media Pembelajaran,(Jakarta:Ciputat Pers,2002), hal 11
[4]Sadiman , Arief S. (dkk). Media Pendidikan:Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya (Jakatra: Rajawali Pers, 2011)  hal 6
[5]Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran ( Jakarta: Rajawali Pers,2011) hal 4
[6]Asnawir,dkk,Media Pembelajaran,(Jakarta:Ciputat Pers,2002), hal 21
[7]Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran ( Jakarta: Rajawali Pers,2011) hal 15
[8]Arsyad, Azhar, . . . , hal 19
[9] Arsyad, Azhar, . . . , hal 21
[10] Arsyad, Azhar, . . . , hal 24
[11]Asnawir,dkk,Media Pembelajaran,(Jakarta:Ciputat Pers,2002), hal 20
[12]  
[13]  
[14]Education Zone. Pengertian multimedia interakti  (http://www.vilila.com/2010/03/multimedia-pembelajaran-interaktif.html)  Diakses 28 Mey 2013 jam 13.30
[15]M. Suyanto. MULTIMEDIA Alat untuk meningkatkan keunggulan bersaing  (Yogyakarta: ANDI, 2005)  hal 20
[16]Binanto,iwan. Multimedia Digital Dasar Teori +Pengembangannya (Yogyakarta: ANDI ,2010) hal 2
[17]Multimedia pembelajaran interaktif. (http://www.vilila.com/2010/03/multimedia-pembelajaran-interaktif.html ) Diakses 23 Mei 2013 jam 10:30
[18]Multimedia pembelajaran interaktif. (http://www.vilila.com/2010/03/multimedia-pembelajaran-interaktif.html )  Diakses 23 Mei 2013 jam 10:30
[19]Ulmann. Defenisi normal dan abnormal (http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2011/06/definisi-normal-dan-abnormal.html) diakses 29 Mei 2013 jam 14:10
[20]Atkinson,dkk. Klasifikasi perilaku abnormal (http://kakasd.wordpress.com/2010/10/22/besaran-satuan/) diakses 29 Mei 2013 jam 14:04
[21]Mufti salim. Tunarungu (http://ambrashinee.blogspot.com/2012/10/alat-identifikasi-anak tunarun.html ) diakses 13 juli 2013 jam 12:01
[22]Easterbrooks. Cara mengajar anak tunarungu (http://http://psibkusd.wordpress.com/about/b-tunarungu/metode-pengajaran-bahasa-bagianak-tunarungu) diakses 13 juli 2013 jam 12:04
[24]Sejarah singkat dan perkembangan adobe flash. (http://learningdesain.wordpress.com/2012/12/23/sejarah-singkat-dan-perkembangan-adobe),  Diakses 19 juli 2013 jam 10:18

[26]Komponen adobe flash CS6. (http://noviaasrumiati.wordpress.com/2013/06/06/adobe-flash ) Diakses 17 juni 2013 jam 11:29

2 komentar:

  1. keren,, thanks buat infonya gan..

    http://acemaxs86.com/

    BalasHapus
  2. Terimakasih artikelnya bermanfaat banget,

    Ingin bisa desain grafis? Tapi bingung minta bantuan siapa? Belajar sendiri aja yuk.. kita lihat tutorialnya di kumpulan tutorial-tutorial gratis

    BalasHapus