BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Media
Pembelajaran
1.
Pengertian
media pembelajaran
Secara harfiah kata media memiliki arti
“perantara” atau “pengantar”. Kata media
berasal dari bahasa latin medius yang
secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam bahasa
Arab , media adalah perantara (wasaaila)
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan[1].
Gerlach & Ely mengatakan bahwa media adalah manusia, materi , atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
ketrampilan, atau sikap[2]. Berdasarkan pengertian ini, guru, buku teks,
dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus pengertian media dalam
proses belajar mengajar diartikan sebagai alat-alat grafis, photogrhafis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses atau menyusun kembali informasi visual
atau verbal.
Banyak para ahli memberikan pendapat
tentang media, yaitu Association for
Education and Communication Technology (AECT) mendefenisikan media yaitu
segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi[3].
Sedangkan menurut Education Association (NEA)
mendefenisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar,
dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam
kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program
instruktional.
Gegne menyatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponendalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar. Sementara itu menurut Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah
segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan sert a merangsang siswa untuk
belajar. Buku, filem,kaset, filem bingkai adalah contoh-contohnya[4].
Henich dan kawan-kawan (1982)
mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara
sumber dan penerima. Jadi,televisi, film, radio, foto[5].
Dari pendapat para ahli diatas maka
penulis menyimpulkan bahwa media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan oleh siswa untuk memperoleh
ilmu pengetahuan darinya.
2.
Fungsi
Dan Manfaat Media Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar, ada dua
unsur yang amat penting yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Pemilihan
metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun
masih ada aspek penting yang harus diperhatikan dalam memilih media, seperti
tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan dari siswa.
Pada awalnya media hanya berfungsi
sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang
dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi
belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi
lebih sederhana, konkrit serta mudah dipahami. Dengan demikian media dapat
berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan restensi anak terhadap materi
pelajaran[6].
Fungsi utama media pembelajaran adalah
sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik (1986) mengemukkan bahwa pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapt membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan untuk belajar, dan
bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa[7].
Selain membangkitkan motivsi dan minat
siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,
menyajikan data dengn menarik dan terpecaya, memudahkan penafsiran data, dan
memadatkan informasi.
Media pembelajaran menurut Kemp & Dayton,
dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan,
kelompok, atau kelompok pendengar yag besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi
minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi[8].
Para ahli media telah merumuskan
ciri-ciri penggunaan media dalam pendidikan, sehingga terhimpun suatu konsepsi
teknologi pendidikan yang mempunyai ciri-ciri:
1) Berorientasi
pada sasaran atau siswa,
2) Menetapkan
konsep pendekatan sistem,
3) Memanfaatkan
sumber media yang bervariasi.
Seiring dengan mantapnya konsep
tersebut, fungsi media tidak hanya sebagai alat peraga/alat bantu, melainkan
sebagai pembawa informasi atau pesan pengajaran terhadap siswa.
Kemudian dengan masuknya pengaruh teknologi
audio dan video dalam sistem pendidikan, lahirlah alat audio visual terutama
menekankan penggunaan pengalaman langsung/konkrit untuk menghindari verbalisme.
Pada saat ini media pengajaran mempunyai
fungsi:
1. Membantu
memudahkan belajar bagi siswa dan membantu memudahkan mengajar bagi guru.
2. Memberikan
pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi konkrit).
3. Menrik
perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak membosankan).
4. Semua
indra murid dapat diaktifkan. Kelemahan satu indra dapat diimbangi oleh
kekuatan indra lainnya.
5. Lebih
menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
6. Dapat
membankitkan dunia teori dengan realitanya.
Berbagai manfaat media pembelajaran telah
dibahas oleh banyak ahli. Menurut Kemp & Dayton mereka mengemukakan dampak
positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran dikelas atau
sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut[9]:
1. Penyampaian
pembelajaran lebih baku. Setiap siswa yang melihat atau mendengar penyajian
melaui media menerima pesan yang sama, meskipun guru menafsirkan isi pelajaran
yang berbeda-beda. Dengan media tersebut ragam dari tafsiran itu dapat
dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan pada siswa sebagai
landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.
2. Pembelajaran
bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan
membuat siswa selalu terjaga dan memperhatikan.
3. Pembelajaran
lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip –prinsip
psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan
penguatan.
4. Dapat
mempersingkat waktu pembelajaran, karena media hanya memerlukan waktu yang
singkat untuk menyampaikan isi pelajaran dalam jumlah yang banyak dan
kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5. Kualitas
hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai
media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan
cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.
6. Pembelajaran
dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media
pembelajaran dirancang penggunaan secara individu.
7. Sikap
positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar
dapat ditingkatkan.
8. Peran
guru dapat berubah kearah yang lebih positif; beban guru untuk penjelasan yang
berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkanndihilanngkan
sehingga dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses
belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa.
Sudjana & Rivai mengemukakan manfaat
media pembelajaran dalam proses belajar siswa adalah[10]:
1. Pembelajaran
akan lebih menarik perhatian siswasehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
2. Bahan
pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa.dan
memungkinnya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
3. Metode
mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan guru, sehingga siswa bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi
guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4. Siswa
bisa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
Encyclopedia
of Educational Research dalam Hamalik merincikan
manfaat media pendidikan sebagai berikut:
1. Meletakkan
dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
2. Memperbesar
perhatian siswa.
3. Meletakkan
dasar-dasar yang penting untuk perkembamgan belajar, oleh karena itu membuat
pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan
pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan
siswa.
5. Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dn kontinyu terutama melalui gambar hidup.
6. Membantu
tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
7. Memberikan
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi
dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Dari pendapat para ahli diatas maka
dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dri penggunaan media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar adalah:
1. Dapat
memperjelas penyajiaan pesan dn informasi sehingga dapat memperlacar dan meningkatkan
proses dan hasil belajar.
2. Dapat
meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi
belajar, dan memungkinkan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan minatnya.
3. Media
dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu.
4. Dapat
memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa
dilingkungan mereka, serta memungkinkan teradinya interaksi langsung dengan
guru,masyarakat, dan lingkunganya misalnya mealui
karyawisata,kunjungan-kunjungan kemuseumatau kebun binatang.
Media pengajaran digunakan dalam rangka
upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar.
Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran
dalam proses PBM adalah[11]:
1. Media
pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
2. Media
pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar.
3. Media
pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa untuk belajar.
4. Media
pengajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu siswa.
5. Media
pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran
siswa.
3.
Klasifikasi
media pembelajaran
Rudi Bretz (1977) mengklasifikasikan
media pada tiga unsur pokok yaitu suara, visual, dan gerak. Bentuk visual itu
sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis (linergraphic), dan simbol[12].
Di samping itu ia juga membedakan media siar (transmisi) dan media rekam (recording),
sehingga terdapat 8 klasifikasi media:
1. Media
audio visual gerak;
2. Media
audio visual diam;
3. Media
audio semi gerak;
4. Media
visual gerak;
5. Media
visual diam;
6. Media
visual semi gerak;
7. Media
audio, dan
8. Media
cetak
Menurut Oemar Hamalik (1985:3) ada 4 klasifikasi
media pengajaran, yaitu[13]:
1. Alat-alat
visual yang dapat diliht,misalnya papan tulis, poster, peta,
globe,gambar-gambar,grafik,filmstrip,transpransi,micro
projection, dan buletin board.
2. Alat-alat
yang bersifat auditif atau yang hanya
dapat didengar, misalnya: Phonograph
record, transkripsi elektris, radio, rekaman pada tape recorder.
3. Alat-alat
yang bisa dilihat dan didengar, misalnya: film dan televisi, benda-benda tiga
dimensi yang biasa dipertunjukkan.
4. Dramtisasi,
bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka, dn sebagainya.
Disamping itu pra ahli media lainnya
juga membagi jenis-jenis media pengajaran itu kepada:
1. Medi
asli dan tiruan;
2. Media
bentuk papan;
3. Media
bagan dan grafis;
4. Media
proyeksi;
5. Media
dengar;
6. Media
cetak atau printed materials;
B.
MULTIMEDIA
1.
Defenisi
Multimedia
Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi
(Bahasa Latin, nouns) yang berarti “banyak, bermacam-macam” dan medium (Bahasa Latin) yang berarti
“sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu”[14].
Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video atau
Multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen, yaitu suara, gambar,
dan teks (McCormik, 1996) atau
Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau
output dari data, media ini dapat audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik,
dan gambar (Turban dkk,2002) atau Multimedia merupakan alat yang dapat
menciptakan presentasi yang dinamis dan
interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan gambar video[15]
Menurut Vaughan (2004), multimedia
adalah kombinasi teks, seni, suara, gambar, animasi, dan video yang disampaikan
dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan dan/atau dikontrol secara
interaktif[16].
Ada tiga jenis multimedia yaitu:
1. Multimedia
interaktif
Pengguna
dapat mengontrol apa dan kapan
elemen-elemen multimedia akan dikirimkan atau ditampilkan.
2. Multimedia
hiperaktif
Multimedia jenis ini mempunyai suatu
struktur dari elemen-elemen terkait
dengan pengguna yang dapat mengarahkannya. Dapat dikatakan bahwa multimedia
jenis ini mempunyai banyak tautan (link)
yng menghubungkan elemen-elemen multimedia yang ada.
3. Multimedia
linear
Pengguna hanya menjadi penonton yang
menikmati produk multimedia yang disajikan dari awal hingga akhir.
Dari defenisi diatas , sistem multimedia
dapat digambarkan seperti pada gambar berikut:
MULTIMEDIA
|
|
Teks merupakan dasar dari pengolahan
kata dan informasi yang berbasis multimedia. Teks adalah jenis data yang paling
sederhana dan membutuhkan media penyimpanan yang kecil. Teks merupakan cara
yang efektif untuk meyampaikan informasi kepada pengguna, sehingga penyampaian
informasi akan mudah dimengerti oleh masyarakat.
Grafik
Secara umum grafik berarti gambar atau
garis (line drawing). Grafik sangat bermanfaat untuk mengilustrasikan informasi
yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Grafik merupakan komponen penting
dalam multimedia.
Animasi
Animasi adalah simulasi gerakan yang dihasilkan
dengan menayangkan rentetan frame
kelayar. Frame adalah satu gambar
tunggal pada rentetan gambar yang membentuk animasi. Animasi juga berarti
gerakan gambar atau video, contohnya gerakan orang yang melakukan suatu
kegiatan.
Interaktif Link
Sebagian dari multimedia aalah
interaktif, dimana pengguna dapat menekan mouse atau objek pada screen seperti
button atau teks dan menyebabkan program melakukan perintah tertentu.
Audio
Multimedia tidak lengkap jika tanpa
audio (suara). Audio bisa berupa percakapan, musik atau efek suara. Dengan
suara akan memperjelas teks dan video yang ditampilkan.
Video
Video menyediakan sumber yang kaya dan
hidup untuk aplikasi multimedia. Dengan video dpat menerangkan hal-hal yang
sulit digambarkan lewat kata-kata atau gambar diam dan dapat menggambarkan
emosi dan psikologi manusia secara lebih jelas.
Dari
pendapat para ahli mengenai pengertian multimedia maka penulis menyimpulkan
bahwa multimedia adalah penggunaan komputer yang mampu menggabungkan antara
suara, teks, gambar dan animasi yang berjalan secara bersamaan yang dapat
menghasilkan presentasi yang menarik.
2.
Multimedia
Pembelajaran Interaktif (MPI)
Pengertian
interaktif terkait dengan komunikasi 2 arah atau lebih dari komponen-komponen
komunikasi. Komponen komunikasi dalam multimedia interaktif (berbasis komputer)
adalah hubungan antara manusia (sebagai user/pengguna produk) dan komputer
(software/aplikasi/produk dalam format file tertentu, biasanya dalam bentuk
CD). Dengan demikian produk/CD/aplikasi yang diharapkan memiliki hubungan 2
arah/timbal balik antara software/aplikasi dengan usernya (Harto)[17].
Interaktifitas dalam multimedia oleh Zeemry diberikan batasan sebagai berikut:
(1) pengguna (user) dilibatkan untuk berinteraksi dengan program aplikasi; (2)
aplikasi informasi interaktif bertujuan agar pengguna bisa mendapatkan hanya
informasi yang diinginkan saja tanpa harus “melahap” semuanya.
Berdasarkan
2 pengertian tersebut (multimedia dan interaktif) maka dapat disimpulkan bahwa
multimedia interaktif adalah suatu tampilan multimedia yang dirancang oleh
desainer agar tampilannya memenuhi fungsi menginformasikan pesan dan memiliki
interaktifitas kepada penggunanya (user).
Peristilahan
MPI di Indonesia baru muncul ke permukaan sekitar tahun 2005-an setelah diadakan
lomba pembuatan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) untuk SMA dan sederajat oleh Dikmenum, walaupun kegiatan merancang MPI
telah dilakukan tahun-tahun sebelumnya oleh PH atau institusi tertentu.
Sebenarnya pembuatan bahan ajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) telah dirintis oleh Direktorat Pembinaan SMA sejak tahun 1990, dimulai
dengan pelatihan guru-guru MIPA (matematika dan ilmu pengetahuan alam) dalam
pembuatan multimedia pembelajaran. Kegiatan tersebut berlanjut dan berkembang
hingga sekarang dengan bentuk dan nama kegiatan yang berbeda. Selama kurun
waktu tersebut telah dihasilkan banyak multimedia pembelajaran (bahan ajar
berbasis TIK) (Wahono)[18].
3.
Penggunaan
Multimedia
Multimedia
dapat digunakan dalam banyak bidang. Multimedia dapat menjadi alat bantu yang
menyenangkan, karena kekyaan elemen-elemen dan kemudahannya digunakan dalam
banyak konten yang bervariasi. Beberapa bidang yang menggunakan multimedia
adalah sebagai berikut:
a. Bisnis
Aplikasi multimedia unutk bisnis
meliputi presentasi, pemasaran, periklnan, demo produk, katalog, komonikasi di
jaringan, dan pelatihan. Penggunaan multimedia akan membuat kelancaran dan
kemudahan transaksi bisnis.
b. Sekolah
Multimedia sebenarnya sangat dibutuhkan
di sekolahkarena multimedia membuat pembeljaran menjadi lebih lengkap dan lebih
menarik. Multimedia dapat menjadi alat pengajaran elektronik yang dapat membntu
pengajar.
c. Rumah
Multimedia dapat dimanfaatkan sebagai
media hiburan dan teman dirumah, misalnya game.
d. Tempat
umum
Saat ini sudah banyak tempat-tempat umum
memasang “kiosk”, yaitu produk multimedia yang berfungsi sebagai pemberi
informasi, misalnya informasi mengenai tempat yang sedang dikunjungi, kuliner,
dan sebagainya.
C.
Perilaku
Abnormal
1.
Pengertian Perilaku Abnormal
Perilaku
abnormal (abnormal behavior) menurut
para ahli seringkali disebut dengan gangguan perilaku (behavior disorder), atau ada juga yang menyebutnya dengan mental ilness (Morgan dkk,1984). Menurut Ulmann
tingkah laku abnormal adalah sejenis tingkah laku yang menyimpang (Deviance) yang memerlukan perhatian
profesiaonal dari psikiater, psikolog, atau tenaga profesional lain dari bidang
kesehatan jiwa[19].
Untuk
mendefinisikan abnormalitas tersebut, Atkinson dkk. (1992) mencoba
membandingkannya antara perilaku abnormal dengan perilaku normal. Oleh karena
itu cara mendefinisikannya dapat dilakukan dengan beberapa cara. Beberapa
cara untuk mendefinisikan perilaku abnormal antara lain adalah[20]
:
1.
Penyimpangan Dari Norma Statistik
Kata
abnormal dapat berarti “diluar normal”. Defenisi abnormalitas didasarkan kepada
penyimpangan kurva normal dalam statistik. Pendefenisian ini berangkali menjadi
lemah, karena bagi orang yang cerdas atau sangat gembira akan dapat digolongkan
sebagai abnormal.
2.
Penyimpangan Dari Norma Sosial
Setiap
masyarakat memiliki patokan tertentu: untuk perilaku yang dapat diterima
ataupun perilaku yang menyimpang (abnormal). Perilaku yang dianggap abnormal
oleh masyarakat lain. Misalnya perilaku poliandri.
3.
Perilaku Maladaptif
Perilaku
abnormal berdasarkan hal-hal yang menyimpang, baik secara statistik maupun
norma sosial. Kriteria terpenting adalah bagaiman perilaku tersebut berpengaruh
pada pribadi seseorang atau kelompok. Oleh karena itu, perilaku abnormal
kemudian disebut perilaku maladaptif (tidak dapat menyesuaikan diri dengn
keadaan) yang memiliki dampak yang merugikan dan membahayakan orang lain atau
masyarakat.
4.
Kesusahan Pribadi
Kriteria
keempat untuk menilai abnormalitas adalah dari sudut pandang subjektif
seseorang dan bukannyaperilaku orang
tersebut. Umumnya orang yang di diagnosis menderita “sakit jiwa” mengalami
penderitaan batin yang kuat, selalu khawatir, batinnya menderita, gelisah,
tidak dapattidur, nafsu makan hilang, mengalami berbagai macam rasa sakit dan
nyeri. Terkadang penderitaan batin merupakan gejala abnormalitas, dimana
perilku penderita tampak normal-normal saja bagi orang awam.
5.
Neurosis dn Psikosis
Neurosis
atau gangguan jiwa adalah gejala umum yang dialami oleh manusia pada taraf
tertentu, ditandai dengan sterss, kecemasan, kesedihan atau gangguanmaladaptif
lain yang pada tingkat tertentuperlu dirumah sakitkan. Psikotis meliputi
gangguan yang lebih serius. Prilaku dan poses berfikir individu sudah mengalami
gangguan sedemikian rupa, sehingga sudah tidak ada lagikontak dengan realitas.
Individu juga tidak dapat berfungsi dimasyarakat. Oleh karena itu penderita
harus dirumah sakitkan.
Dari
pengertian abnormal menurut para ahli diatas maka penulis menyimpulkan bahwa
yang dikatakan abnormal adalah perilaku atau sikap seorang individu berbeda dengan
orang normal lainnya, menyimpang dari norma sosial (masyarakat) yang berlaku,
termasuk perbedaan fisik, dan pola pikirnya.
2.
Klasifikasi
Gangguan
a. Ganggun
perkembangan pervasif
Ditandai
dengan masalah awal pada tiga area perkembangan utama: perilaku, interksi
sosial, dan komonikasi.
Gangguan ini
terdiri dari:
1.
Autisme
Adalah kecendrungan untuk memandang
diri sendiri sebagai pusat dari dunia, percay bahw kejadian-kejadian eksternal
mengacu pada diri sendiri. Dicirikan dengan gangguan yang nyata dalam interaksi
sosial dan komonikasi, serta aktivitas dan minat yang terbatas (Johnson,1997).
Gejala-gejalanya meliputi kurangny respon terhadap orang lain, menarik diri
dari hubungan sosial, dan respon yang aneh terhadap lingkungan seperti
mengepakkan tangan, bergoyang-goyang, dan
memukul-mukulkan kepala.
2.
Retardasi Mental
Gangguan seperti ini muncul sebelum
usia 18 tahun dan dicirikan dengan keterbatasan fungsi intelektual secara
signifikan berada dibawah rata-rata (misal IQ dibawah 70).
3.
Gangguan perkembangan spesifik
Dicirikan dengan keterlambatan
perkembangan yang mengarah pada kerusakan fungsional pada bidang-bidang dan
mempengaruhi tahap perkembangan selanjutnya, seperti:
a.
Gangguan belajar, ditandai dengan:
·
Gangguan menulis
Keterbatasan kemampuan menulis
sehingga muncul dalam bentuk kesalahan mengeja dan kesulitan membentuk kalimat.
Gangguan ini muncul pada usia 7 tahun.
·
Gangguan membaca
Keterbatsan kemmpuan dalam mengenali
dan memahami rangkaian kata-kata. Biasanya ganggun ini tmpak pada usia 7 tahun.
·
Gangguan matematika
Keterbatan kemampuan anak dalam
memmahami istilah matematika.
b.
Gangguan komonikasi, ditandai dengan:
·
Gangguan bahasa ekspresif
Keterbatsan menggunakan bahasa
verbal
·
Gangguan bahasa campuran reseptif
atau ekspesif
Keterbtsan anak dalam memahami
maupun memproduksi bahsa verbal
·
Gangguan fonologis
Kesulitan dalam artikulasi suara
tanpa adanya kerusakan pada mekanisme berbicara
·
Gagap
Gangguan pada kemampuan berbicara
lancerdengan waktu yang tepat
3.
Gangguan
Pendengaran ( Tunarungu )
Tunarungu
dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan
seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indra
pendengarannya.
Mufti
Salim menyimpulkan bahwa anak yunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan
atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak
berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia mengalami
hambatan dalam perkembangan bahasanya[21].
Dariuraian
diatas dapat disimpulkan bahwa tunarungu adalah mereka yang kehilangan
pendengaran baik sebagian maupun seluruhnya yang menyebabkan pendengarannya
tidak memiliki nilai fungsionaldidalam kehidupan sehari- hari.
Jenis dan klasifiksi tunarungu
Easterbrooks
(1997) mengemukakan bahwa terdapat tiga jenis utama ketunarunguan menurut
lokasi ganguannya[22]:
·
Conductive loss, yaitu ketunarunguan
yang terjadi bila terdapat gangguan pada bagian luar atau tengah telinga yang
menghambat dihantarkannya gelombang bunyi ke bagian dalam telinga.
·
Sensorineural loss, yaitu
ketunarunguan yang terjadi bila terdapat kerusakan pada bagian dalam telinga
atau syaraf auditer yang mengakibatkan terhambatnya pengiriman pesan bunyi ke
otak. (Ketunarunguan Andi tampaknya termasuk ke dalam kategori ini.
·
Central auditory processing
disorder, yaitu gangguan pada sistem syaraf pusat proses auditer yang
mengakibatkan individu mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya
meskipun tidak ada gangguan yang spesifik pada telinganya itu sendiri. Anak
yang mengalami gangguan pusat pemerosesan auditer ini mungkin memiliki
pendengaran yang normal bila diukur dengan audiometer, tetapi mereka sering
mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya.
Berdasarkan
tingkat keberfungsian telinga dalam mendengar bunyi, Ashman dan Elkins (1994)
mengklasifikasikan ketunarunguan ke dalam empat kategori, yaitu:
·
Ketunarunguan ringan (mild hearing
impairment), yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyi dengan
intensitas 20-40 dB (desibel). Mereka sering tidak menyadari bahwa sedang
diajak bicara, mengalami sedikit kesulitan dalam percakapan.
·
Ketunarunguan sedang (moderate
hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyi
dengan intensitas 40-65 dB. Mereka mengalami kesulitan dalam percakapan tanpa
memperhatikan wajah pembicara, sulit mendengar dari kejauhan atau dalam suasana
gaduh, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar (hearing aid).
·
Ketunarunguan berat (severe hearing
impairment), yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyi dengan
intensitas 65-95 dB. Mereka sedikit memahami percakapan pembicara bila
memperhatikan wajah pembicara dengan suara keras, tetapi percakapan normal
praktis tidak mungkin dilakukannya, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu
dengar.
·
Ketunarunguan berat sekali (profound
hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyi
dengan intensitas 95 dB atau lebih keras. Mendengar percakapan normal tidak
mungkin baginya, sehingga dia sangat tergantung pada komunikasi visual. Sejauh
tertentu, ada yang dapat terbantu dengan alat bantu dengar tertentu dengan
kekuatan yang sangat tinggi (superpower).
D. Adobe Flash Professional CS6
1. Pengertian Adobe Flash
Flash
atau macromedia flash pertama kali dikenalkan pada tahun 1996, kemudian diganti
menjadi adobe flash dikarenakan macromedia
flash atau macromedia yang merupakan produsen pembuat flash pofesional kini telah merjer dengan
adobe corp . Perubahan terjadi pada macromedia flash series 9 menjadi adobe flash
CS3 pada 16 april 2007. Versi terakhir yang diluncurkan di pasaran dengan
menggunakan nama ‘Macromedia’ adalah adalah Macromedia Flash 8. Pada tanggal 3
Desember 2005
Adobe Flash adalah salah satu perangkat
lunak komputer yang merupakan produk unggulan Adobe Systems digunakan untuk
membuat gambar vektor maupun animasi gambar tersebut[23]. Berkas yang dihasilkan dari perangkat
lunak ini mempunyai file extension .swf
dan dapat diputar di penjelajah web yang telah dipasangi Adobe Flash Player.
Flash menggunakan bahasa pemrograman bernama ActionScript yang muncul pertama kalinya pada Flash 5.
Flash didesain dengan kemampuan untuk
membuat animasi 2 dimensi yang handal dan ringan sehingga flash banyak
digunakan untuk membangun dan memberikan efek animasi pada website, CD
Interaktif dan yang lainnya. Selain itu aplikasi ini juga dapat digunakan untuk
membuat animasi logo, movie, game, pembuatan navigasi pada situs web, tombol
animasi, banner, menu interaktif, interaktif form isian, e-card, screen saver
dan pembuatan aplikasi-aplikasi web lainnya. Dalam Flash, terdapat
teknik-teknik membuat animasi, fasilitas action script, filter, custom easing
dan dapat memasukkan video lengkap dengan fasilitas playback FLV. Keunggulan
yang dimiliki oleh Flash ini adalah ia mampu diberikan sedikit code pemograman
baik yang berjalan sendiri untuk mengatur animasi yang ada didalamnya atau
digunakan untuk berkomunikasi dengan program lain seperti HTML, PHP, dan
Database dengan pendekatan XML, dapat dikolaborasikan dengan web, karena
mempunyai keunggulan antara lain kecil dalam ukuran file outputnya.
2. Perkembangan
Macromedia Atau Adobe Flash
· FutureSplash
Animator (10 April 1996)
· Flash
1 (Desember 1996)
· Flash
2 (Juni 1997)
· Flash
3 (31 Mei 1998)
· Flash
4 (15 Juni 1999)
· Flash
5 (24 Agustus 2000) – ActionScript 1.0
· Flash
MX (versi 6) (15 Maret 2002)
· Flash
MX 2004 (versi 7) (9 September 2003) – ActionScript 2.0
· Flash
MX Professional 2004 (versi 7) (9 September 2003)
· Flash
Basic 8 (13 September 2005)
· Flash
Professional 8 (13 September 2005)
· Flash
CS3 Professional (sebagai versi 9,16 April 2007) – ActionScript 3.0
· Flash
CS4 Professional (sebagai versi 10, 15 Oktober 2008)
· Adobe
Flash CS5 Professional (as version 11, to be released in spring of 2010,
codenamed “Viper)
· Dan
yang terbaru adalah Adobe Flash Professional CS6
3.
Adobe
Flash Professional CS6
Adobe
Flash Creative Suite 6 (CS6) merupakan sebuah software yang
didesain khusus oleh Adobe dan program aplikasi standar authoring tool
professional yang digunakan untuk membuat animasi dan bitmap yang sangat
menarik untuk keperluan pembangunan situs web yang interaktif dan dinamis [25].
Adobe Flash CS6 menyediakan berbagai macam fitur yang akan sangat membantu para
animator untuk membuat animasi menjadi semakin mudah dan menarik. Adobe Flash
CS6 telah mampu membuat dan mengolah teks maupun objek dengan efek tiga
dimensi, sehingga hasilnya tampak lebih menarik.
a. Komponen
adobe flash profesional CS6[26] :
·
Create from template :
Berguna
untuk membuka lembar kerja dengan template yang tersedia dalam progrm adobe
flash CS6
·
Qpen a recent item :
Berguna
untuk membuka kembali file yang pernah disimpan atau dibuka sebelumnya
·
Create new :
Berguna
untuk membuka lemabra kerja baru dengan beberapa pilihan script yang tersedia
·
Learn :
Berguna
untuk membuka jendela Help yang
berguna untuk mempelajari suatu perintah
b. Lembaran
kerja Adobe Flash Profesional CS6
·
Toolbox
·
Timeline
Timeline berguna untuk
menentukan durasi animasi, jumlah layer, frame, menempatkan script dan beberapa
keperluan animasi lainnya. Semua bentuk animasi yang di buat akan diatur dan
ditempatkan pada layer dalam timeline
·
Stage
Stage adalah lembar
kerja yang digunakan untuk membuat atau mendesain objek yang akan dianimasikan.
Objek yang dibuat dalam lembar kerja dapat berupa objek Vektor, Movie clip,
Text, Button, dan lain-lain.
·
Panel Properties
Panel properties
berguna untuk menampilkan parameter dari sebuah tombol yang terpilih sehingga
dapat dimodifikasi dan dimaksimalkan fungsi dari tombol tersebut. Panel
properties menampilkan parameter sesuai dengan tombol yang terpilih
·
Efek Filters
Efek filters adalah bagian dari
panel properties yang menampilkan berbagai jenis efek filter yang dapat
digunakan untuk mempercantik tampilan objek. Filter hanya dapat diaplikasikan
pada obejk Text, Movie clip dan Button
·
Motion Editor
Motion editor berguna untuk
melakukan kontrol animasi yang telah dibuat, seperti mengatur motion,
transformasi, pewarnaan, filter dan parameter animasi lainnya.
·
Motion Presets
Panel motion presets menyimpan
format animasi yang telah jadi dan siap digunakan sewaktu-waktu jika
diperlukan. Ada berbagai pilihan animasi dalam panel motion presets, seperti
sprila-3D, smoke, fly-out-top, dan lain-lain
REFERENSI
[1]Arsyad, Azhar,Media
Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers,2011), hal 3
[2]Arsyad, Azhar , . . . , hal
3
[3]Asnawir,dkk,Media
Pembelajaran,(Jakarta:Ciputat Pers,2002), hal 11
[4]Sadiman , Arief S. (dkk).
Media Pendidikan:Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya (Jakatra: Rajawali
Pers, 2011) hal 6
[5]Arsyad, Azhar. Media
Pembelajaran ( Jakarta: Rajawali Pers,2011) hal 4
[6]Asnawir,dkk,Media
Pembelajaran,(Jakarta:Ciputat Pers,2002), hal 21
[7]Arsyad, Azhar, Media
Pembelajaran ( Jakarta: Rajawali Pers,2011) hal 15
[8]Arsyad, Azhar, . . . ,
hal 19
[9] Arsyad, Azhar, . . . , hal 21
[10] Arsyad, Azhar, . . . ,
hal 24
[11]Asnawir,dkk,Media
Pembelajaran,(Jakarta:Ciputat Pers,2002), hal 20
[14]Education Zone.
Pengertian multimedia interakti (http://www.vilila.com/2010/03/multimedia-pembelajaran-interaktif.html) Diakses 28 Mey 2013 jam 13.30
[15]M. Suyanto. MULTIMEDIA
Alat untuk meningkatkan keunggulan bersaing (Yogyakarta: ANDI, 2005) hal 20
[16]Binanto,iwan. Multimedia
Digital Dasar Teori +Pengembangannya (Yogyakarta: ANDI ,2010) hal 2
[17]Multimedia pembelajaran
interaktif. (http://www.vilila.com/2010/03/multimedia-pembelajaran-interaktif.html ) Diakses 23 Mei 2013 jam
10:30
[18]Multimedia pembelajaran
interaktif. (http://www.vilila.com/2010/03/multimedia-pembelajaran-interaktif.html ) Diakses 23 Mei 2013 jam 10:30
[19]Ulmann. Defenisi normal
dan abnormal (http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2011/06/definisi-normal-dan-abnormal.html) diakses 29 Mei 2013 jam
14:10
[20]Atkinson,dkk. Klasifikasi
perilaku abnormal (http://kakasd.wordpress.com/2010/10/22/besaran-satuan/) diakses 29 Mei 2013 jam
14:04
[21]Mufti salim. Tunarungu (http://ambrashinee.blogspot.com/2012/10/alat-identifikasi-anak
tunarun.html
) diakses 13 juli 2013 jam 12:01
[22]Easterbrooks. Cara
mengajar anak tunarungu (http://http://psibkusd.wordpress.com/about/b-tunarungu/metode-pengajaran-bahasa-bagianak-tunarungu) diakses 13 juli 2013
jam 12:04
[23]Macromediaflash ( http://beginerblog.blogspot.com/2013/02/pengertian-simple-macromesia-flash_15.html ) diakses 19 juli 2013
jam 10:06
[24]Sejarah singkat dan
perkembangan adobe flash. (http://learningdesain.wordpress.com/2012/12/23/sejarah-singkat-dan-perkembangan-adobe), Diakses 19 juli 2013 jam 10:18
[25]AdobeCS6. (http://share.pdfonline.com/5f138735b3f64f5d80b8188c7b3620bb/tugas%20kelompok%20anikom.htm ) Dikasses 17 juni 2013 jam 11:26
[26]Komponen adobe flash CS6.
(http://noviaasrumiati.wordpress.com/2013/06/06/adobe-flash ) Diakses 17 juni 2013
jam 11:29
keren,, thanks buat infonya gan..
BalasHapushttp://acemaxs86.com/
Terimakasih artikelnya bermanfaat banget,
BalasHapusIngin bisa desain grafis? Tapi bingung minta bantuan siapa? Belajar sendiri aja yuk.. kita lihat tutorialnya di kumpulan tutorial-tutorial gratis